Agaknya itu kalimat yang lebih tepat digunakan untuk mendefinisikan kebahagiaanku bisa kembali merasakan festival musik di bulan Desember kemarin. Rasanya seperti membalaskan dendam atas bulan-bulan yang membuatku berjalan terseok-seok sepanjang tahun 2022. Semua terbayarkan tuntas dengan dua konser terbaik yang pernah aku rasakan selama 23 tahun aku hidup.
|
Be The Sun Additional Show Jakarta |
|
Sound of Downtown Vol. 3 |
Setelah dua tahun diterpa pandemi C word yang membatasi ruang gerak kita di keramaian, festival musik menjadi salah satu hal yang dapat mengobati kerinduan akan suasana saat sebelum pandemi. Menonton konser musik menjadi stress release-ku di sela-sela kehidupan perkuliahan. Sheila On 7, Tulus, Pamungkas, Fiersa Besari, Nadin Amizah, Letto, hingga Pee Wee Gaskin sudah pernah aku dengar alunan musiknya secara langsung. Pengalaman dapat mendengarkan langsung lagu-lagu yang mengisi playlist sehari-hari dan menonton aksi panggung idola merupakan pengalaman berbayar yang ditawarkan oleh festival musik, dan aku lah salah satu target pasarnya.
Desember kemarin aku menghabiskan sisa akhir tahun dengan menikmati festival musik penyanyi lokal dan K-Pop. Dua-duanya sangat berkesan sampai hari ini aku masih merasakan sisa-sisa post concert deppression (PCD) haha. Konser pertama adalah Sound of Downtown Vol.3 di Lapangan Karangpilang Surabaya tanggal 18 Desember, dan yang kedua Seventeen Word Tour Be The Sun Additional Show Jakarta tanggal 28 Desember. Dari segi experience konser untuk penampilan artisnya, dua-duanya sangat all out dan profesional meskipun hujan turun. Kebetulan keduanya berada di venue outdoor, dan tau kan Desember di Indonesia kayak gimana hmm.. Kemungkinan hujan turun dan konser di-delay berjam-jam itu ada banget. Tapi secara profesional semua performences tetap tampil tepat waktu seseuai rundown dan konser berjalan dengan lancar seperti hujan bukan sebuah halangan.
Inget banget di SOD Vol.3 guest star pertama Ardhito dan pas banget dia udah mau mulai intro hujan juga mulai turun. Semua orang buru-buru mengeluarkan jas hujan yang sudah disediakan promotor dan berlarian mendekati panggung karna ga mau ketinggalan opening song yang dibawakan Ardhito dengan lagu terbarunya berjudul 2 Jam. Lucunya jas hujan yang dikenakan berwarna-warni jadi terlihat seperti anak ayam warna-warni sedang nonton konser. Begitu pun saat konser Be The Sun, hujan bahkan udah turun dari tengah hari. Sehari sebelumnya Jakarta diprediksikan akan hujan badai pada hari H konser, langsung khawatir deh tetap bisa berjalan lancar ga ya kira-kira. Aku ga terlalu masalah dengan hujan toh cuma hujan air, tapi kalo badai kan campur angin :( Agak menyesali milih section festival dibanding tribun. Tapi pas hari H ternyata ga seburuk bayanganku. Hujan angin tetap, tapi konser juga tetap jalan tepat waktu. Bahkan Seventeen terlihat sangat menikmati penampilan mereka di atas panggung sambil hujan-hujanan. Semua senang, semua pulang dengan selamat alhamdulillah ga ada yang sakit. Apresiasi buat seluruh panitia dan promotor yang bertugas.
Satu lagi hal yang menyenangkan dari nonton konser selain penampilan para performances adalah pengalaman berinteraksi dengan sesama penonton. Aku banyak baca cerita dari penonton baik SOD maupun BeTS, ada yang lucu, ada yang haru, ada yang seru, ga jarang ketemu kenalan baru setelah pulang konser. Beberapa orang rela berangkat jauh dari kota asalnya untuk menikmati hiburan sejenak ini. Hal itu juga yang ngingetin aku buat saling jaga dan memperhatikan orang-orang di sekitarku selama konser.
Saat SOD misalnya, ribuan orang jadi satu di satu tempat sedangkan tempat ibadah (musholla) yang disediakan ga cukup menampung, jadi harus gantian. Belum lagi beberapa orang ada yang kurang sadar diri malah duduk-duduk santai di sekitar area sholat sambil istirahat, sedangkan yang mau sholat antri sekali. Saat mendekati adzan maghrib aku berniat ke musholla dulu buat sholat maghrib lebih awal dan langsung menyusul temanku agar dapat barisan yang lebih dekat dengan panggung daripada sebelumnya. Tapi ternyata yang berpikir begitu tidak hanya aku saja kawan, malah orang-orang banyak yang selesai sholat ashar masih pakai mukena dan duduk-duduk di musholla menunggu adzan maghrib hahaha. Saat sedang antri ada satu orang di sebelahku yang ternyata belum sholat ashar, tapi udah ga ada cukup ruang lagi untuk sholat karna penuh dengan orang menunggu adzan maghrib. Untungnya orang di depanku dengan sigap langsung berdiri dan mempersilahkan mba-mba sebelahku tadi untuk sholat ashar duluan. Aku sempat baca saat Be The Sun juga ada yang mengalami hal yang sama, respect. Ada juga yang saling minjemin powerbank, saling tawar-tawarin minum di tengah kerumunan, yang paling seru bagi-bagi freebies saat BeTS. Aku juga sempet baca ada yang adek kecil yang nonton BeTS sama ortunya kepisah sama mamanya, baiknya Carat pada bantuin nyariin sampe adek itu ketemu mamanya lagi huhu terharu. Aku juga ada pengalaman hampir gabisa pulang saking susahnya dapet ojek online di area sekitar venue karna high demand. Beruntungnya tetep bisa pulang dengan selamat meskipun pake ngerepotin orang-orang, mianhae dan gumawo <3 Pulangnya aku dapet banyak kenalan temen Carat baru hehe seneng, I hope we can get along well together yaaa
Karna euforia orang-orang terhadap festival musik dan acara hiburan publik paska pandemi sangat tinggi, hal itu memicu penumpukan massa di satu tempat. Kalau koordinir massanya ga bener, bisa malah jadi petaka seperti tragedi yang sudah-sudah. Beruntungnya lagi, orang-orang saat selesai konser semuanya tertib jalan satu-satu pelan-pelan bergantian tanpa ricuh baik SOD maupun BeTS. Jujur itu juga jadi concern-ku saat nonton konser, karna sebegitu banyaknya orang pasti semua sama-sama merasa capek, letih, lesu, lunglai. Tapi alih-alih marah-marah atau mode senggol bacok, semuanya tetep bisa sabar saling mendahulukan yang prioritas dan kooperatif buat tertib. BAGUSSS! Salut juga dengan tim koordinator lapangannya terutama BeTS, arahan korlapnya sangat membantu aku yang linglung bingung masuk lewat mana keluar lewat mana. Semua pulang dengan hati gembira, aman, sentosa!
Akhir kata aku membuktikan sendiri kalau money can buy me happiness, how about you?